Kamis, 04 Februari 2010

kurikulum

10. TAHAP-TAHAP PENGEMBANGAN KURIKULUM
Setelah kita mengetahui tentang konsep dan kedudukan kurikulum dalam pendidikan maka sekarang kita menginjak pada langkah-langkah atau cara mengembangkan kurikulum. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Analisis dan diagnosis kebutuhan
2. Menentukan tujuan, rumusan tujuan dibuat berdasarkan analisis terhadap tuntutan kebutuhan dan harapan. Oleh karena itu tujuan dibuat dengan mempertimbangkan faktor-faktor kebutuhan masyarakat, maupun murid.
3. Menentukan isi. Isi kurikulum merupakan materi yang akan diberikan kepada murid selama mengikuti proses pendidikan atau proses belajar mengajar. Materi ini dapat berupa mata pelajaran atau masalah-masalah yang berhubungan dengan kehidupan yang perlu dipelajari untuk mencapai tujuan.
4. Merumuskan kegiatan belajar mengajar. Hal ini mencakup penentuan metode dan keseluruhan proses belajar mengajar yang diperlukan untuk mencapai tujuan
5. Mengadakan evaluasi. Evaluasi banyak bergantung kepada tujuan yang hendak dicapai. Hal ini sangat perlu dalam rangka menghasilkan balikan untuk mengadakan perbaikan. Oleh karena itu, evaluasi harus dilakukan terus-menerus, baik terhadap hasil maupun proses belajar


6. KURIKULUM 1984-2006
A. Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 tampil sebagai perbaikan atau revisi terhadap kurikulum 1975. kurikulum 1984 memiliki ciri sebagai berikut :
1. Berorientasi pada tujuan instruksional, didasari bahwa pengalaman belajar harus benar-benar fungsional dan efektif. Oleh karena itu, yang pertama harus dirumuskan adalah tujuan apa yang akan dicapai siswa.
2. Pendekatan pembelajaran berpudat pada anak didik melalui Cara Belajar Siswa Aktif ( CBSA )
3. Materi pelajaran dikemas dengan menggunakan pendekatan spiral
4. Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum memberikan latihan
5. Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa.
6. Menggunakan pendekatan keterampilan proses
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach, yang senada dengan tuntutan GBHN 1983 bahwa pendidikan harus mampu mencetak tenaga terdidik yang kreatif, bermutu, dan efisien bekerja. Kurikulum 1984 tidak mengubah semua hal yang ada dalam kurikulum 1975, meski mengutamakan proses tapi faktor tujuan tetap dianggap penting. Oleh karena itu , kurikulum 1984 disebut juga kurikulum 1975 yang disempurnakan.

B. Kurikulum 1994
Lahirnya UU No.2 tahun 1989 tentang pendidikan nasional, merupakan pemicu lahirnya kurikulum 1994. Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, diantaranya sebagai beriikut :
1. Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan
2. pembelajaran di sekolah lebih menekankan pada materi pelajaran yang cukup padat
3. Kurikulum 1994 bersifat Populis, yaitu memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia.
4. Dalam melaksanakan kegiatan, guru memilih menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif belajar, baik secara mental, fisik dan sosial
5. Pengajaran dari hal yang kongkit ke hal yangg abstrak, dari hal yang sulit ke hal yang mudah, dari hal yang sederhana ke hal yang komplek
6. Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit pelu diakukan untuk pemantapan pemahaman siswa.

C. Kurikulum 2004 ( Kurikulum Berbasis Kompetensi )
Kurikulum 2004 atau KBK lahir sebagai respon dari tuntutan reformasi, diantaranya UU No.2 tahun 1999, tentang pemerintahan daerah, UU No.25 tahun 2000 tentang kewenangan provinsi ssebagai daerah otonom. KBK tidak lagi mempersoalkan proses belajar, proses pembelajaran dipandang sebagai wilayah otoritas guru, yang terpenting adalah pada tingkatan tertentu peserta didik mencapai kompetensi yang diharapkan. Kompetensi dimaknai sebagai perpaduan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Seseorang telah memiliki kompetensi dalam bidang tersebut yang tercermin dalam pola perilaku sehari-hari.

D. Kurikulum 2006 ( KTSP )
Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan. Munculah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan kurikulum 2004. perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan kerangka dasar ( KD ), standar kompetensi lulusan ( SKL ), standar kompetensi dan kompetensi dasar ( SKKD ) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi pengembangan perangkat pembelajaran, seperti silabus dan system penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan ( sekolah ) dibawah koordinasi dam supervisi pemerintah kabupaten atau kota.

evaluasi kurikulum

A. Makna Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum dimaksudkan sebagai suatu proses mempertimbangkan untuk memberi nilai dan aarti terhadap suatu kurikulum tertentu. Bagi Cronbach, evaluasi kurikulum pada dasarnya adalah sebagai suatu proses mengumpulkan berbagai informasi dalam rangka membuat suatu keputusan tentang program pendidikan. Artinya melalui evaluasi apakah suatu program pendidikan perlu ditambahkan, dikurangi atau mungkin diganti.

B. Fungsi Evaluasi Kurikulum
Ada beberapa fungsi dari evaluasi kurikulum, yakni :
 Untuk mengetahui bagaimana ketercapaian siswa dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan
 Evaluasi dapat memberi informasi untuk mengembangkan program kurikulum
 Evaluasi berguna untuk para pengembang kurikulum khususnya dalam menentukan kejelasan tujuan khusus yang ingin dicapai
 Evaluasi berfungsi sebagai umpan balik untuk semua pihak yang berkepentingan dalam pendidikan di sekolah.

C. Ruang Lingkup Evaluasi Kurikulum
Kurikulum dapat dipandang dari dua sisi. Sisi pertama kurikulum sebagai suatu program pendidikan dan yang kedua kurikulum sebagai suatu kegiatan atau proses.
1. Evaluasi kurikulum sebagai suatu progam atau dokumen
Sebagai suatu program kurikulum memiliki beberapa komponen pokok, yaitu tujuan yang ingin dicapai, isi atau materi kurikulum, strategi pembelajaran yang direncanakan, serta rencana evaluasi keberhasilan.

2. Evaluasi pembelajaran sebagai implementasi kurikulum
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kurikulum sebagai suatu dokumen memiliki keterkaitan yang tidak terpisahkan dengan implementasi dokumen tersebut dalam pembelajaran.

mengelola pembelajaran

Pengelolaan pembelajaran merupakan suatu proses penyelenggaraan interaksi peserta didik dengan prndidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
A. Pengelolaan Kegiatan Belajar Mengajar
Sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar, hendaknya terlebih dahulu diususun persiapanya secara matang. Karena kegiatan persiapan mengajar akan memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam mengelola KBM ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Pengelolaan siswa
2. Pengelolaan guru
3. Pengelolaan lingkungan kelas

B. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar
Pembelajaran atau proses KBM adalah proses yang diatur dengan langkah-langkah tertentu, agar pelaksanaanya mencapai hasil yang diharapkan. Langkah-langkah tersebut biasanya dituangkan dalam bentuk perencanaan mengajar. Rencana mengajar atau lebih dikenal dengan satuan pelajaran adalah program kegiatan belajar mengajar dalam satuan terkecil

C. Evaluasi Kegiatan Belajar Mengajar
Sebagai kegiatan yang berupaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan, maka evaluasi hasil belajar memiliki sasaran berupa ranah-ranah yang terkandung dalam tujuan yang meliputi ranah afektif, ranah kognitif dan ranah psikomotorik.

merumuskan tujuan dan kompetensi dasar dari indikator

A. Tujuan Kurikulum
Tujuan dari kurikulum adalah sebagai arah, pedoman, atau sebagai rambu-rambu dalam pelaksanaan proses pembelajaran (belajar mengajar).
Tujuan pendidikan nasional yang merupakan tujuan jangkan panjang, tujuan ideal pendidikan bangsa Indonesia.Tujuan institusional, merupakan sasaran pendidikan sesuatu lembaga pendidikan.Tujuan kurikuler, adalah tujuan yang ingin dicapai oleh sesuatu program studi.Tujuan instruksional, merupakan target yang harus dicapai oleh sesuatu mata pelajaran. Yang masih dibagi menjadi tujuan instruksional umum (tujuan jangka panjang) memerlukan waktu yang lebih lama dan lebih sukar diukur dan tujuan instruksional khusus (tujuan jangka pendek) misalnya penekanan pada perilaku siswa.Dengan tujuan yang jelas, dapat diupayakan berbagai kegiatan atau perangkat untuk mencapainya.

B. Kompetensi dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran ter¬tentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompe¬tensi dalam suatu pelajaran.

C. Indikator pencapaian kompetensi
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilai¬an mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja opera¬sional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

D. Materi ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan pro¬sedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompe-tensi. Buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh se¬kolah/madrasah dipilih melalui rapat guru dengan pertimbangan komite sekolah/madrasah dari buku¬buku teks pelajaran yang ditetapkan oleh Menteri; Rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik
adalah 1 : 1 per mata pelajaran; Selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan guru, buku pengayaan, buku refe¬rensi dan sumber belajar lainnya;
Guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan sumber belajar lain yang ada di per¬pustakaan sekolah/madrasah.
2.Isi kurikulum
Mencakup pengalaman-pengalaman yang akan diperoleh siswa dalam kegiatan belajar di sekolah. pengalaman-pengalaman ini mencakup tujuan khusus, bahan ajaran, strategi mengajar, media dan sumber belajar. (Pengembangan Kurikulum:105). Pengalaman-pengalaman ini dirancang dan diorganisir sedemikian rupa sehingga apa yang diperoleh siswa sesuai dengan tujuan.

3.Metode belajar
Ialah bagaimana cara siswa memperoleh pengalaman belajar untuk mencapai tujuan.
Menurut Tyler metode belajar yang efektif adalah:
Berkesinambungan yaitu adanya pengulangan kembali unsur-unsur utama kurikulum, misalnya keterampilan membaca.
Berurutan yaitu isi kurikulum diorganisasi dengan cara mengurutkan bahan pelajaran sesuai dengan tingkat kedalaman yang dimiliki.
Keterpaduan yaitu adanya penggabungan yang menunjukkan kepada hubungan horizontal pengalaman belajar yang menjadi isi kurikulum, sehingga dapat membantu siswa memperoleh pengalaman itu dalam satu kesatuan.(pengembangan inovasi dan kurikulum: 6)
4.Evaluasi kurikulum
Berfungsi untuk:
Mengetahui apakah sasaran yang ingin dituju dapat tercapai atau tidak.
Untuk menilai apakah proses kurikulum berjalan secara optimal atau tidak.
Perbaikan-perbaikan kurikulum seperlunya
Dua sasaran utama dalam mengevaluasi, yaitu evaluasi terhadap hasil kurikulum dan evaluasi terhadap proses kurikulum.
5.Kedudukan kurikulum dalam pendidikan
Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi pendidikan dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah, ataupun masyarakat. Misalnya dalam keluarga orang tua menginginkan anak yang soleh, sehat, pandai dan sebagainya tetapi orang tua sering tidak mempunyai rencana yang jelas.
Disinilah pendidikan dalam lingkungan sekolah berperan lebih dibandingkan dengan pendidikan dikeluarga ataupun dimasyarakat. Kelebihan tersebut adalah:
1. pendidikan formal di sekolah memiliki lingkup isi pendidikan yang lebih luas, bukan hanya berkenaan dengan pembinaan segi moral tetapi juga ilmu pengetahuan dan ketrampilan.
2.pendidikan sekolah memberikan pengetahuan yang lebih tinggi, lebih luas dan mendalam.
3.sekolah memiliki rancangan atau kurikulum secara formal dan tertulis, pendidikan di sekolah dilaksanakan secara berencana dan sistematis.
Kurikulum merupakan syarat mutlak bagi pendidikan di sekolah, hal ini berarti bahwa kurikulum merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan atau pengajaran.
 Tujuan pendidikan dan pengajaran
 Tujuan Pendidikan Umum
 Tujuan Institusional
 Tujuan Kurikuler
 Tujuan Instruksional Umum
 Tujuan Instruksional Khusus

Orientasi pelajaran
Keseimbangan antara kognitif, keterampilan dan sikap.
Keseimbangan antara pelajaran teori dan praktek
Menunjang pada ketercapaian tujuan pendidikan dan pengajaran
Kualifikasi lulusan
Jelas dan terarah pada lapanga kerja tertentu
Mengandung aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotor
Organisasi kurikulum
Pendekatan bidang studi program terdiri dari :
Program umum, akademik/kejuruan,pendidikan keterampilan.
a. menentukan tujuan
dalam penyususnan suatu kurikulum, merumuskan tujuan merupakan langkah pertama dan utma yang harus dikerjakan. Sebab, tujuan merupakan arah atau sasaran peniidkan. Merumuskan ujuan kurikulum, sebenarnya sangat tergantung dari teori dan filsafat pendidikan serta model kurikulum apa yag dianut. Bagi pengembang kurikulum subjek kademis, maka pengusaan berbagai konsep dan teori seperti yang tergambar dalam disiplin ilmu merupakan sumber tujuan utama. Kurikulum yang demikian kemudian dinamakan sebagai kurikulum yang bersifat discipline oriented.
b. Menentukan pengalaman belajar
Langkah kedua dalam proses pengembangan kurikulum adalah menentukan pengalaman belajar sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Pengalaman belajar menunjukan kepada aktivitas siswa di dalam proses pembelajaran.
c. Mengorganisasi pengalaman belajar
Langkah yang ketiga dalam merancang suatu kurikulum adalah mengorganisasi kan pengalaman belajar baik dalam bentuk unit mata pelajaran,maupun dalam bentuk program.
d. Evaluasi
Proses evaluasi merupakan langkah yang sangat pening untuk mendapatkan informasi tentang ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi memegang peranan yang cukup penting, sebab dengan evaluasi dapat ditntukan apakh kurikulum yang digunakan sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah atau belum. Ada dua aspek yang perlu diperhatikan sehubung dengan evaluasi. Pertama, evaluasi menilai apakah terjadi perybahan tingkah lakusiswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan. Kedua, evaluasi sebaiknya menggunakan lebih dari satu alat penilaian dalam suatu waktu tertentu. Dengan demikian, penilaian suatu program tidak mungkin hanya dapat mengandalkan hasil tes siswa setelah akhir proses pembelajaran.

pendekatan dan model kurikulum

A. Pendekatan Kurikulum
Ada dua pendekatan yang dapat diterapkan dalam pengembangan kurikulum :
1. Pendekatan Top Down
Dikatakan pendekatan top down, disebabkan pengembangan kurikulum muncul atas inisiatif para pejabat pendidikan seperti dirjen atau para kepala kantor wilayah. Selanjutnya dengan menggunakan semacam garis komando, pengembangan kurikulum menetes ke bawah.
2. Pendekatan Grass Roots
Dalam pendekata Grass Roots, inisiatif pengembangan kurikulum berasal dari lapangan atau dari guru-guru sebagai implementator, kemudian menyebar pada lingkungan yang lebih luas.

B. Model Pengembangan Kurikulum
1. Model Administratif
Merupakan pola pengembangan kurikulum yang palinng awal dan yang mungkin yang paling dikenal. Model ini berdasarkan pada cara kerja atasan bawahan yang dipandang efektif dalam pelaksanaan perubahan, termasuk perubahan kurikulum.
2. Model Grass Roots
Merupakan kebalikan dari model administratif, karena proses nya berlansung dari bawah ke atas. Model Grass Roots berlaku dalam sistem pendidikan yang kurikulum nya bersifat desentralisasi sebagian.
3. Model Beanchamp
Pengembangan kurikulum dengan menggunakan model Beanchamp memiliki lima bagian pembuatan keputusan, lima tahap tersebut adalah :
 Memutuskan arena pengembangan kurikulum
 Memilih dan melibatkan personalia pengembangan kurikulum
 Pengorganisasian dan prosedur pengembangan kurikulum
 Implementasi kurikulum
 Evaluasi kurikulum
4. Model Arah Terbalik Taba
Sesuai dengan namanya, model pengembangan kurikulum ini terbalik dari yang biasanya lazim dilaksanakan, yakni dari dedukif menjadi induktif.
5. Model Rogers
Model relasi interpersonal Rogers terdiri dari empat langkah pengembangan kurikulum, yakni :
a. Pemilihan suatu sistem pendidikan sasaran
b. Pengalaman kelompok yang intensif bagi guru
c. Pengembangan suatu pengalaman intensif bagi suatu kelas
d. Melibatkan orangtua dalam pengalaman kelompok yang intensif
Apabila kita perhatikan, Rogers lebih mementingkan kegiatan pengembangan kurikulum daripada rancangan kurikulum tertulis.
6. The Systematic Action Research Model
Model kurikulum ini didasarkan pada asumsi bahwa pengembangan kurikulum merupakan perubahan sosial. Model ini menekankan pada hubungan instansi, sekolah dan organisasi masyarakat, wibawa, dan pengetahuan profesional.
7. Emerging Technical Models
Perkembangan bidang teknologi dan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai efektifitas dalam bisnis, juga mempengaruhi perkembangan kurikulum. Tumbuh kecenderungan baru yang didasari atas hal itu, diantaranya : 1) the behavioral analysis model, 2) the sistem analisis model, 3) the computer based model.
B. Pendekatan kurikulum yang sistematik dan pragmatis
Pendekatan kerikulum yang disusun secara sistematik yang dimulai dari tahap perencanaan, pengembangan, pelaksanaan, penilaian, dan penyempurnaan dan menitikberatkan pada pengalaman siswa yang sesuai dengan kebutuhan siswa untuk mencapai tujuan kurikulum dapam pendidikan.
Selain pendekatan kurikulum yang sistematik dan pragmatis terdapat pendekatan yang lain yaitu :
a. Pendekatan Mata Pelajaran
Pendekatan ini bertitik tolak dari mata pelajaran sebagai suatu disiplin ilmu.Pola kurikulum dari pendekatan ini merupakan kurikulum yang terpiah-pisah. Implementasinya juga terpisah-pisah dengan system pembagian tanggung jawab guru sebagai mata pelajaran.
b. Pendekatan Interdisipliner
Pendekatan interdisipliner adalah pendekatan yang tidak disusun berdasarkan mata pelajaran yang terpisah tetapi memadukan ciri-ciri yang sama pada mata pelajaran menjadi suatu bidang studi.
Pendekatan ini mempunyai 3 jenis pendekatan yaitu :
1. Pendekatan structural : bertitik tolak dari strukturdisiplin ilmu tertentu.
2. Pendekatan fungsional : bertitik tolak dari suatu masalah tertentu dalam masyarakat / sekolah.
3. Pendekatan daerah : bertitik tolak dari suatu pemilihan suatu daerah tertentu sebagai subyek pelajaran .
c. Pendekatan Integratif
Pendekatan ini bertitik tolak dari suatu kesatuan yang bermakna dan berstuktur.Pendekatan ini menyatakan bahwa dalam penyusunan suatu kurikulum harus satu kesatuan dan tidak terpisah-pisah ( pembelajaran terpadu)

prinsip pengembangan kurikulum

Prinsip khusus pengembangan kurikulum meliputi tujuan, isi, kegiatan belajar mengajar, media serta evaluasi.

A. Tujuan
Setiap rencana harus memiliki tujuan agar dapat ditentukan apa yang harus dicapai serta apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Ada beberapa hal mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam kurikulum, yaitu:
 Tujuan erat kaitanya dengan arah dan sasaran yang harus dicapai oleh setiap upaya pendidikan.
 Melalui tujuan yang jelas, maka dapat membantu para pengambang untuk mendesain model kurikulum
 Tujuan kurikulum yang jelas dapat digunakan sebagai kontrol dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran
Tujuan dalam kurikulum disusun secara hirarki. Tujuan pendidikan dari yang bersifat umum sampai kepada tujuan khusus itu dapat diklasifikkasikan menjadi empat, yaitu :
1. Tujuan pendidikan nasional
2. Tujuan institusional
3. Tujuan kurikuler
4. Tujuan instruksional dan Tujuan pembelajaran
Di dalam tujuan kurikuler terdapat standar kompetensi , kompetensi dasar, dan indikator.

B. Materi kurikulum
Bahan atau materi kurikulum adalah isi kurikulum yang harus dipahami siswa dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Isi kurikulum pun harus bersumber pada tiga hal berikut, yaitu :
a. Masyarakat beserta budayanya
sekolah berfungsi untuk mempersiapkan anak didik agar dapat hidup di masyarakat. Dengan demikian, apa yang dibutuhkan masyarakat harus menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan isi kurikulum.
b. Siswa
Ada beberapa hal yang diperhatikan dalam perumusan isi kurikulum yang dikaitkan dengan siswa, yakni :
 Kurikulum sebaiknya disesuaikan dengan perkembangan anak
 Isi kurikulum sebaiknya mncakup keterampilan, pengetahuan dan sikap yang akan digunakn siswa dalam kehidupannya
 Siswa hendaknya didorong untuk belajar berkat kegiatanya sendiri
 Apa yang dipelajari siswa hendaknya sesuai dengan minat dan keinginan siswa

C. Kegiatan belajar mengajar
Kegiatan belajar mengajar adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh siswa

D. Media
Media berupa alat yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Dengan bantuan media, maka pembelajaran akan lebih mudah dimengerti oleh siswa.

E. Evaluasi
Evaluasi merupakan proses penilaian terhadap sejauh mana keberhasilan pembelajaran serta kurikulum itu sendiri.

azas kurikulum

A. Azas Filosofis
Filsafat adalah suatu sistem nilai-nilai atau pandangan hidup. Ilmu menghasilkan pengetahuan, akan tetapi tujuan dan pemakaian pengetahuan itu ditentukan oleh filsafat. Adapun kegunaan filsafat pendidikan adalah :
 Menentukan arah kemana anak-anak harus dibawa
 Menentukan gambaran yang jelas tentang hasil yang harus kita capai
 Menentukan cara dan proses untuk mencapai tujuan pendidikan
 Tujuan pendidikan memungkinkan si pendidik menilai usahanya
 Memberikan motivasi dan dorongan bagi kegiatan-kegiatan pendidikan

B. Azas Psikologis
1. Psikologi belajar
Teori yang kita anut dapat turut menentukan bahan pelajaran yang disajikan dan metode untuk mengajarkanya. Jadi terdapat hubungan yang erat antara kurikulum dan psikologi belajar. Sebagai pendidik yang menjalankan kurikulum, kita harus berpendapat tentang belajar. Konsep tentang belajar menentukan
 Bahan pelajaran yang akan disajikan kepada anak
 Kegiatan belajar
 Merencanakan kondisi yang optimal untuk proses belajar
2. Psikologi Anak
Anak merupakan hal yang penting yang harus dipertimbangkan dalam menentukan kurikulum. Ada beberapa cara untuk mempelajari anak, diantaranya dengan cara mengamati anak, mengadakan percakapan dengan anak, menyelidiki pekerjaannya serta hal lainya yang dapat diamati.

C Azas Sosiologis
Pengajaran mencapai hasil yang baik apabila didasarkan atas interaksi antara murid dan masyarakat lingkungan sekitarnya. Apa yang dipelajari anak hendaknya terdapat dalam masyarakat dan karena itu berguna bagi kehidupan anak sehari-hari.
Penerapan asas sosiologi pada pengembangan kurikulum misalnya:
1. Keadaan fisis lingkungannya, pada kurikulum terdapat pembelajaran iklim, keadaan tanah dsb.
2. Penduduk, jumlah penduduk, mata pencaharian penduduk serta sususnan penduduk dsb.
3. Organisasi dalam masyarakat, seperti perkumpulan dagang, politik, olahraga dll.
Pada dasarnya dunia sekitar manusia dapat digolongkan menjadi tiga bagian besar yaitu :
1. Dunia Alam Kodrat
Dunia alam kodrat yaitu segala sesuatu di luar diri manusia yang bukan buatan manusia, misalnya gunung, lautan, cuaca, sungai, hutan dan sebagainya. Dalam penyusunan isi bahan pelajaran alam kodrat banyak memberi inspirasi untuk dipelajarinya.
2. Dunia Sekitar
Benda-benda buatan manusia ini dapat dibuat oleh manusia untuk kperluan pemuasan kebutuhan manusia, yang dapat berupa paling sederhana sampai yang sangat kompleks misalnya: meja, kursi, alat makan, TV, radio, komputer sampai dengan alat ruang angkasa.
3.Dunia Sekitar Manusia
Dunia sekitar manusia ini merupakan dunia sekitar yang paling kompleks selau berubah dan dinamis. Interaksi antara individu yag satu dengan yang lainnya terjadi saling aktif. Oleh karena itu agar interaksi dapat berjalan dengan tertib diadakann norma-norma baik secra tertulis maupun tidak tertulis. Dalam pergaulan inilah masing-masing individu saling mendewasakan diri, dimana yang satu dengan yang lainnya saling take and to give.


D. Azas Organisatoris Kurikulum
Organisasi kurikulum yaitu pola atau bentuk pelajaran yang disusun dan disampaikan kepada murid. Ini merupakan suatu dasar yang penting dalam pembinaan kurikulum dan berhubungan erat dengan tujuan program pendidikan yang hendak dicapai, karena bentuk kurikulum turut menentukan bahan pelajaran, urutanya, dan cara menyajikanya kepada siswa.
Berbagai bentuk organisasi kurikulum diantaranya sebagai berikut :
1. Separate-subject kurikulum
2. Korelasi kurikulum
3. Integrasi Kurikulum
Pada asas organisatoris belajar mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. belajar berdasarkan keseluruhan
b. belajar pembentukan kepribadian
c. belajar berkat pemahaman
d. belajar berdasarkan pengalaman
e. belajar akan lebih berhasil jika dihubungkan dngan minat, perhatian, dan kebutuhan siswa.
Tri adalah tiga Con singkatan dari ( concentric, continue dan convergensi), teori adalah dasar pemikiran.
1. Concentris
concentric artinya berpusat pada tempat. Maksudnya anak mendapat pengalaman dan berkembang dimulai dari mana ia hidup.
2. Continue
continue artinya terus berlanjut, jangan berhenti di tempat. Anak makin lama makin berkembang. Sesuai denagn perkembangan itulah anak diberikan kesempatan untutk mngembangkan pengalamannya secara terus mnerus keluar dari lingkungannya sehingga menerobos ke daerah lainnya.
3,. Convergensi
convergensi artinya pertemuan dari dua arah yang menjadi satu titik. Kalau setiap anak dari berbagai daerah melaksanakan kegiatan secara concentric, kemudian melaksanakan perkembangan secara continue, denga sendirinya walaupun titik berangkatnya setiap anak berbeda-beda atas kebudayaan setempat, akhirnya akan terjadilah convergensi ,.
Atas dasar teori Tri Con Teori Ki Hajar Dewantara dinyatakan sebagai Bapak Pendidikan Nasional.

landasan pengembangan kurikulum

Landasan kurikulum adalah nilai-nilai, tradisi, kepercayaan dan kekuatan lain yang berpengaruh terhadap bentuk dan kualitas pendidikan. Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata ( 1997 ) mengemukakan empat landasan utama dalam pengembangan kurikulum, yaitu landasan filosofis, psikologis, sosial budaya, serta ilmu pengetauan dan teknologi.

A. Landasan Filosofis
Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kurikulum, pengembagan kurikulum senantiasa berpijak pada aliran-aliran filsafat tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan implementasi kurikulum yang dikembangkan. Berbagai aliran filsafat diantaranya yaitu, parenialisme, esensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan rekonstruksivisme.
a. filsafat dan tujuan pendidikan
Filsafat merupakan perangkat nilai-nilai yang melandasi dan membimbing kearah pencapaian tujuan pendidikan. Tujuan-tujuan pendidian nasional di Indonesia bersumber pada pandangan dan cara hidup manusia Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bagsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (undang-undang RI Nomor 2 tahun 1989 tentang system pendidikan nasional)
b. filsafat sebagai proses berfikir
filsafat adalah cara berfikir yang radikal, menyeluruh, dan mendalam, atau cara berfikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya. Menurut mudyahardjo terdapat tiga system pemikiran filsafat yang sangat besar pengaruhna dalam pemikiran pendidikan pada umumnya, dan pendidikan Indonesia pada khususnya,yaitu:
 idealisme
 realisme
 pragmatisme



B. Landasan Psikologis
Nana Syaodih Sukmadinata mengemukakan bahwa minimal terdapat dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum, yaitu : psikologi perkembangan dan psikologi belajar, psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu berkenaan dengan perkembanganya. Dalam psikologi perkembangan dikaji tentang hakekat perkembangan, pemantapan perkembangan, aspek-aspek perkembangan serta hal-hal lainnya yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan mendasari pengembangan kurikulum.
Sedangkan psikologi belajar, mengkaji tentang hakekat belajar dan teori-teori belajar, serta berbagai aspek perilaku individu dalam belajar, yang semuanya dapat dijadikan pertimbangan sekaligus mendasari pengembangan kurikulum.

C. Landasan Sosiologi
Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan semata, namun memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup, bekera dan mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses penddikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, kaarakteristik, dan perkembangan yang ada di masyarakat.

D. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam bidang transportasi dan komunikasi telah mampu merubah tatanan kehidupan manusia. Oleh karena itu, kurikulum seyogyanya dapat mengakomodir dan mengantisipasi lajunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta didik dapat mengimbangi dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia.

pengembangan kurikulum

A. Pengertian Pengembangan Kurikulum
 Pengembangan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membawa siswa ke arah perubahan-perubahan yang diinginkan dan menilai hingga mana perubahan-perubahan itu telah terjadi pada diri siswa.
 Pengembangan kurikulum pada hakikatnya ialah proses penyusunan rencana tentang isi dan bahan yang harus dipelajari serta bagaimana cara mempelajarinya. Hakikatnya pengembangan akan membawa pada pemahaman bagaimana seharusnya proses pengembangan dilakukan.
 Pengembangan kurikulum adalah proses atau kegiatan yang disengaja dan dipikirkan untuk menghasilkan sebuah kurikulum sebagai pedoman dalam proses dan penyelenggaraan pembelajaran oleh guru di sekolah.

B. Fungsi Pengembangan kurikulum
 Kurikulum juga memiliki atau mengembangkan berbagai fungsi. Alexander Inglis,dalam bukunya Principle of secondary Education (1978),menyatakan bahwa fungsi kurikulum,adalah:

a. Penyesuaian
b. Pengintegrasian
c. Peferensiasi
d. Persiapan
e. Pemilihan
f. Diagnostik
 Fungsi pengembagan kurikulum : meningkatkan angka partisipasi pendidikan agar dapat meminimalkan angka putus sekolah dan mengulang kelas, penyelenggaraan pendidikan secara terbuka dan polivalen lintas jenjang pendidikan dan jalur pendidikan, serta penyelenggaraan pendidikan dengan sistem jarak jauh.

C. Prinsip Umum Pengembangan Kurikulum

 Prinsip relevansi dan prinsip pemecahan masalah
 Prinsip efektivitas dan prinsip motif
 Prinsip efisiensi dan prinsip dasar
 Prinsip kontinuitas
 Prinsip fleksibilitas dan prinsip perbedaan individu
 Prinsip penemuan
 Prinsip belajar sambil bekerja
 Prinsip integritas
 Prinsip objektivitas
 Prinsip demokrasi

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (1997), prinsip umum pengembangan kurikulum adalah prinsip :
o Relevansi :
Secara internal, kurikulum memiliki relevansi diantara komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi, dan evaluasi). Secara ekternal, komponen tersebut mempunyai relevansi dengan IPTEK (relevansi epistomologis), tuntutan dan potensi peserta didik (relevansi psikologis), serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosiologis).
o Fleksibilitas
Dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur, dan fleksibel dalam pelaksanaannya.
o Kontinuitas
Adanya kesinambunga dalam kurikulum,baik secara vertikal maupun horizontal. Pengalaman belajar yang disediakan kurikkulum harus memperhatiakan kesinambungan, baik yang didalam kelas maupun antar jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.
o Efisiensi
Mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat memberdayakan waktu, biaya dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai.
o Efektifitas
Menguasahakan agar pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir.

konsep dasar kurikulum

1. KONSEP DASAR KURIKULUM

A. Pengertian Kurikulum

Ø Kata kurikulum berasal dari Bahasa Latin yang berarti jalur pacu. Namun lebih lanjut kurikulum diartikan sebagai seluruh proses kegiatan yang ada di sekolah. Kurikulum diartikan sebagai seperangkat mata pelajaran, sebagai rencana kegiatan, sebagai hasil belajar dan juga sebagai pengalaman belajar.

Ø Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebgai pedoman penyelenggaran kegiatan belajr mengajar.oleh karena itu dalam pengembangannya dibutuhkan landasan yang kokoh, karma dalam pengembangannya dibutuhkan landasan yang kokoh.

Ø Kurikulum memang diperuntukan untuk anak didik, seperti yang diungkapkan Murrary Print (1993) yang mengungkapkan bahwa kurikulum meliuti:

1. panned learning experiences

2. offered within an educational institution / programe

3. represented as a document

4. includes experiences resulting from implementing that document

Print memandang bahwa seluruh kurikulum meliputi perencanaan pengalaman belajar, program sebuah lembaga pendidikan yang diwujudkan dalam sebuah dokumen serta hasil dari implementasi dokumen serta hasil dari implementasi dokumen yang telah disusun.

B. Dimensi Kurikulum

Ø S. Hamid Hasan ( 1988 ) mengemukakan bahwa pada saat sekarang istilah kurikulum memiliki empat dimensi pengertian, dimana satu dimensi dengan dimensi yang lainnya saling berhubungan.

Keempat dimensi tersebut, yaitu :

  1. Kurikulum sebagai suatau ide
  2. Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang merupakan perwujudan dari suatu ide
  3. Kurikulum sebagai sebagai suatu kegiatan
  4. Kurikulum sebagai suatu hasil

Ø Pada dasarnya kurikulum memiliki tiga dimensi pengertian yaitu:

1. Kurikulum sebagai mata pelajaran

Pengertian kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik, yang meruoakan konsep kurikulum yang sampai saat ini banyak mewarnai teori-teori dan praktik pendidikan( Saylor, Alexander, dan lewis. 1981)

2. Kurikulum sebagai pengalaman belajar

Pengertian kurikulum sebagai pengalaman belajar yang dialami siswa dan mempengaruhi perkembangan pribadinya. Kalaulah kurikulum dianggap sebagai pengalaman atau seluruh aktivitas siswa, maka untuk memahami kurikulum sekolah tidak cukup hanya dengan melihat dokumen kurikulum sebagai satuan program tertulis, akan tetapi juga bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan anak didik baik di sekolah maupun di luar sekolah.

3. Kurikulum sebagai perencanaan program pembelajaran

Kurikulum sebagai perencanaan program pembelajaran ditekankan kepada penggunaan metode dan strategi pembelajaran yang memungkinkan anak didik dapat menguasai materi pelajaran., perencanaan yang berisi tentang petunjuk, belajar serta hasil yang diharapkan.

C. Fungsi Kurikulum

Ø Kurikulum memiliki banyak fungsi, diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Kurikulum sebagai pedoman kerja
  2. Kurikulum berfungsi preventif, yaitu agar guru terhindar dari melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan apa yang ditetapkan dalam kurikulum
  3. Kurikulum berfungsi korektif, yaitu sebagai rambu-rambu yang harus dipedomani dalam melaksanakan pendidikan.
  4. Kurikulum berfungsi konstruktif, yaitu memberikan arah yang benar bagi pelaksanaannya.
  5. Kurikulum berfungsi sebagai penyedia dan pengembang individu peserta didik.
  6. Kurikulum sebagai pedoman untuk melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pendidikan.

Ø Dilihat dari dari cakupan dan tujuannya menurut McNeil (1990) isi kurikulum memiliki empat fungsi, yaitu :

1. Fungsi pendidikan umum (common and general education)

Yaitu fungsi kurikulum untuk mempersiapkan peserta didik agar mereka menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab.

2. Suplementasi (supplementation)

Setiap peserta didik memiliki perbedaan baik dilihat dari perbedaan kemampuan, perbedaan minat, maupn perbedaan bakat. Kurikulum sebagai alat pendidikan seharusnya dapat memberikan pelayanan kepada setiap siswa sesuai dengan perbedaan tersebut.

3. Eksplorasi (exploration)

Fungsi eksploarasi memiliki makna bahwa kurikulum harus dapat menemukan dan mengembangkan minat dan bakat masing-masing siswa. Melalui fungsi ini anak akan belajar tanpa pemaksaan dari pihak luar.

4. Keahlian (specialization)

Kurikulum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai dengan keahliannya yang didasarkan atas minat dan bakat siswa.

Ø Kurikulum berfungsi untuk setiap orang atau lembaga yang berhubungan baik langsung maupun tidak langsung dengan penyelenggara pendidikan.

Ø Fungsi kurikulum bagi guru, yaitu sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Proses pembelajaran akan terarah untuk mencapai tujuannya.

Ø Bagi kepala sekolah, kurikulum berfungsi untuk menyusun perencanaan dan program sekolah.

Ø Bagi pengawas, kurikulum akan berfungsi sebagai panduan dalam melaksanakan supervisi.

Ø Sedangkan bagi siswa sendiri, kurikulum berfungsi sebagai pedoman belajar.

Ø Alexander Inglis (dalam Hamalik,1990) mengemukakan enam fungsi kurikulum untuk siswa yaitu:

§ Fungsi penyesuaian (the adjustive or adaptive function)

Maksudnya adalah bahwa kurikulum harus dapat mengantar siswa agar mampu menyesuaikan disi dalam kehidupan sosial masyarakat.

§ Fungsi integrasi ( the integrating function)

Maksudnya adalah bahwa kurikulumharus dapat mengembangkan pribadi siswa yang utuh.

§ Fungsi diferensiasi ( the differentiating function)

Maksudnya adalah bahwa kurikulum harus dapat melayani setiap siswa dengan segala keunikannya.

§ Fungsi persiapan (the preparation function)

Bahwa kurikulum harus dapat memberikan pengalaman belajar bagi anak untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

§ Fungsi pemilihan ( the selective function)

Bahwa kurikulum dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan bakat dan minatnya.

§ Fungsi diagnostik ( the diagnostic function)

Berfungsi untuk mengenalkan berbagai kelemahan dan kekuatan siswa.

D. Sistem Kurikulum

Kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki komponen-komponen tertentu. Sistem kurikulum terbentuk oleh empat komponen, yaitu komponen tujuan, isi kurikulum, metode untuk pencapaian tujuan, dan komponen evaluasi. Sebagai suatu sistem, setiap komponen harus saling bekaitan satu sama lain. Manakala suatu komponen terganggu maka sistem kurikulum akan terganggu pula.

E. Komponen Kurikulum

Komponen kurikulum terdiri dari tujuan, materi, organisasi, dan evaluasi.

Ø Tujuan, sebagai sebuah komponen kurikulum merupakan kekuatan fundamental yang sangat peka sekali, karena dengan tujuan yang baik maka seluruh program akan berjalan dengan baik pula.

Ø Materi, untuk mencapai tiap tujuan yang diinginkan diperlukan bahan ajaran.

Ø Organisasi, menurut Taba materi dalam kurikulum diorganisasikan untk mengefektifkan pencapaian tujuan.

Ø Evaluasi, ditujukan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa maupun keefektifan kurikulum dan pembelajaran.

Pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan merupakan suatu siklus dari beberapa komponen, yaitu: tujuan, bahan, kegiatan, dan evaluasi. Kaber (1988) menggambarkan interelasi komponen-komponen kurikulum tersebut dalam suatu siklus sebagai berikut :

Menurut S. Nasution (1981) salah satu pakar kurikulum Indonesia menggunakan proses proses pengembangan kurikulum

Sabtu, 09 Januari 2010


nyontek....kenapa nyontek??karna dharapin blog ne bakal punya manfaat besar wat nyontek mania....... mudah-mudahan blog ini bisa bermanfaat ea wat teman-temin semua naa.........