Kamis, 04 Februari 2010

pendekatan dan model kurikulum

A. Pendekatan Kurikulum
Ada dua pendekatan yang dapat diterapkan dalam pengembangan kurikulum :
1. Pendekatan Top Down
Dikatakan pendekatan top down, disebabkan pengembangan kurikulum muncul atas inisiatif para pejabat pendidikan seperti dirjen atau para kepala kantor wilayah. Selanjutnya dengan menggunakan semacam garis komando, pengembangan kurikulum menetes ke bawah.
2. Pendekatan Grass Roots
Dalam pendekata Grass Roots, inisiatif pengembangan kurikulum berasal dari lapangan atau dari guru-guru sebagai implementator, kemudian menyebar pada lingkungan yang lebih luas.

B. Model Pengembangan Kurikulum
1. Model Administratif
Merupakan pola pengembangan kurikulum yang palinng awal dan yang mungkin yang paling dikenal. Model ini berdasarkan pada cara kerja atasan bawahan yang dipandang efektif dalam pelaksanaan perubahan, termasuk perubahan kurikulum.
2. Model Grass Roots
Merupakan kebalikan dari model administratif, karena proses nya berlansung dari bawah ke atas. Model Grass Roots berlaku dalam sistem pendidikan yang kurikulum nya bersifat desentralisasi sebagian.
3. Model Beanchamp
Pengembangan kurikulum dengan menggunakan model Beanchamp memiliki lima bagian pembuatan keputusan, lima tahap tersebut adalah :
 Memutuskan arena pengembangan kurikulum
 Memilih dan melibatkan personalia pengembangan kurikulum
 Pengorganisasian dan prosedur pengembangan kurikulum
 Implementasi kurikulum
 Evaluasi kurikulum
4. Model Arah Terbalik Taba
Sesuai dengan namanya, model pengembangan kurikulum ini terbalik dari yang biasanya lazim dilaksanakan, yakni dari dedukif menjadi induktif.
5. Model Rogers
Model relasi interpersonal Rogers terdiri dari empat langkah pengembangan kurikulum, yakni :
a. Pemilihan suatu sistem pendidikan sasaran
b. Pengalaman kelompok yang intensif bagi guru
c. Pengembangan suatu pengalaman intensif bagi suatu kelas
d. Melibatkan orangtua dalam pengalaman kelompok yang intensif
Apabila kita perhatikan, Rogers lebih mementingkan kegiatan pengembangan kurikulum daripada rancangan kurikulum tertulis.
6. The Systematic Action Research Model
Model kurikulum ini didasarkan pada asumsi bahwa pengembangan kurikulum merupakan perubahan sosial. Model ini menekankan pada hubungan instansi, sekolah dan organisasi masyarakat, wibawa, dan pengetahuan profesional.
7. Emerging Technical Models
Perkembangan bidang teknologi dan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai efektifitas dalam bisnis, juga mempengaruhi perkembangan kurikulum. Tumbuh kecenderungan baru yang didasari atas hal itu, diantaranya : 1) the behavioral analysis model, 2) the sistem analisis model, 3) the computer based model.
B. Pendekatan kurikulum yang sistematik dan pragmatis
Pendekatan kerikulum yang disusun secara sistematik yang dimulai dari tahap perencanaan, pengembangan, pelaksanaan, penilaian, dan penyempurnaan dan menitikberatkan pada pengalaman siswa yang sesuai dengan kebutuhan siswa untuk mencapai tujuan kurikulum dapam pendidikan.
Selain pendekatan kurikulum yang sistematik dan pragmatis terdapat pendekatan yang lain yaitu :
a. Pendekatan Mata Pelajaran
Pendekatan ini bertitik tolak dari mata pelajaran sebagai suatu disiplin ilmu.Pola kurikulum dari pendekatan ini merupakan kurikulum yang terpiah-pisah. Implementasinya juga terpisah-pisah dengan system pembagian tanggung jawab guru sebagai mata pelajaran.
b. Pendekatan Interdisipliner
Pendekatan interdisipliner adalah pendekatan yang tidak disusun berdasarkan mata pelajaran yang terpisah tetapi memadukan ciri-ciri yang sama pada mata pelajaran menjadi suatu bidang studi.
Pendekatan ini mempunyai 3 jenis pendekatan yaitu :
1. Pendekatan structural : bertitik tolak dari strukturdisiplin ilmu tertentu.
2. Pendekatan fungsional : bertitik tolak dari suatu masalah tertentu dalam masyarakat / sekolah.
3. Pendekatan daerah : bertitik tolak dari suatu pemilihan suatu daerah tertentu sebagai subyek pelajaran .
c. Pendekatan Integratif
Pendekatan ini bertitik tolak dari suatu kesatuan yang bermakna dan berstuktur.Pendekatan ini menyatakan bahwa dalam penyusunan suatu kurikulum harus satu kesatuan dan tidak terpisah-pisah ( pembelajaran terpadu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar